Minggu, 15 April 2012

Catatan Handphone Si Tegar (Bagian 2)


didorong rasa penasarannya, sari terus membaca catatan handphonenya tegar, 

Sebenarnya kami pada waktu itu ada pekerjaan rumah, aku bingung pada saat itu, karena bukannya ngak mau mengerjakan atau ngak mengerti, tapi aku terlalu sibuk dengan deadline tempat kerjaku seminggu ini, dan sialnya lagi aku diminta dosen untuk mengerjakannya didepan, tanpa persiapan aku pun sebenarnya panik, namun dia menjelaskan cara mengerjakannya kepadaku dan menunjukkan pekerjaan rumahnya, sehingga aku bisa mengerjakan tugas didepan dengan benar, dan setelah itu suatu hal yang ngak bisa kulupakan, dia menggodaku dan berkata “mangkanya kalo ada pr itu dikerjain”, dan hari ini kuharap bisa terus dekat dengannya…
“duh, waktu hari itu aku masuk apa sih???, kok bisa lupa gini y??”, ujar sari pelan yang didengar oleh arni, “ kamu ngomong apa sih sar??, kayaknya asik banget sama tuh hape??” komentar arni singkat sembari menyeruput es jeruk favoritnya, “oh enggak ar, eh kamu ingat ngak waktu hari minggu kedua kita belajar matematika dasar?? Aku waktu itu duduk dimana y??
“hemm… udah lama sih, kalo ngak salah ya biasanya kamukan dari dulu duduk disebelahku??, eh emangnya kenapa tiba tiba tanya begitu??” tanya arni penasaran
“ehm… engak kok” jawab sari singkat, lalu ia menutup catatan pertama tersebut dan kembali makan mie ayam yang telah dipesannya, dan meminum air putih yang telah ia tuangkan sebelumnya. Setelah itu ia kembali membuka handphone tegar dan membaca catatan selanjutnya.
*****
~15 Oktober 2011~
Hari ini adalah minggu ketiga ku di kampus ini, pelajaran fisika dimulai dengan cukup menyenangkan hari itu, namun diakhir dengan hal yang menyebalkan bagi ku, yap kerja kelompok, kami diminta untuk membentuk kelompok dengan anggota 5 orang perkelompok, aku berjalan kearah untuk sekedar menikmati udara sore hari itu, teman teman yang lain pada sibuk ngobrol dan mulai membentuk kelompok, ketika ku mau melangkah menuju rombongan irman, leo dan bang tona tiba tiba arni mengajakku masuk kelompoknya yang anggotanya cewek semua dan salah satunya sari…
“sari??, sayakah??” pikir sari mencoba mengingat kejadian pada saat hari pembentukan kelompok pelajaran fisika pada hari tersebut, perlah namun pasti sari berhasil menyusun kepingan ingatan pada hari itu…
~~~~~~~~~~~~
“eh tegar, kamu belum ada kelompokkan??, masuk kelompok kami aj ya?? Tanya arni ke tegar di dekat pintu masuk ruang kelas tersebut
“hemm.. iya sih tapi…?? Belum selesai tegar menjawab pertanyaan tersebut, arni langsung menyelahnya “jawab aj cepet, iya atau ngak??, mau y, mau ya” pinta arni dengan sedikit mendesak
“hemm, okelah..” jawab tegar sedikit terpaksa, “nah gitu donk, siiip…, sar tulis namanya sitegar di kelompok kita” pinta arni ke sari yang sedang duduk “ owh iya baiklah, eh tegar nama lengkapmu dan npm mu berapa??” tanya sari ke tegar dengan ramahnya“ tegar putra ramadahan, npm C1C009073 “ jawab tegar singkat, “sipp, jadi kelompok kita, arni, sari, vita, arimi dan tegar, udah paskan saya kasih ke satria yah” ujar sari dan segera memberi ke satria yang merupakan komti di kelas tersebut, “wah kok cewek semua?? Enggak jadi ah..” selah tegar keberatan karena ternyata anggota kelompoknya pada cewek semua, “ udah ngak apa apa kok, hoho” jawab sari singkat……
~~~~~~~
“hemm, oh iya yah, hari itu kami mengajak tegar masuk kelompok kami, tapi itu sih akal akalannya arni yang tau si tegar jago fisika, jadi kami bisa santai, tapi kok dia juga tulis disini y??, apa si tegar suka sama arni??,” gumam sari lagi dan penasaran sebenarnya siapakah cewek yang disukai oleh si tegar.
“eh, sar sar, si irman komen distatus ku loh, nih coba lihat” kejut arni ke sari yang sedang asik membaca catatan di handphonenya tegar
“emang kamu buat status ap??”
“ngak aku kan dulu sempat uplod foto kita berempat, dan si irman komen , cantik katanya, ehmmmm… mudah mudahany itu aku ya, hehe”
“yah, itu sih biasa, emangnya kamu masih berharap sama si irman, gimana si agung??, diakan udah suka banget sama kamu”,
“ntah gimana ya, tapi aku dari dulu suka sama si irman, tapi dianya udah punya cewek sih, hemm si agung sih, kami Cuma maen maen kok, ngak serius pacarannya”
“kok bisa gitu sih, ikatan itu musti dihargai, mustinya kamu kalo ngak suka bilang aj dari dulu ke agung, jangan buat dia menggantung gitu”
“akunya sih udah enek sama siagung, tapi dianya maksa terus, eh kamu tuh baru pacaran, gimana bisa jadian kemaren??haha”
  “hem, aku juga masih nga gitu ngerti, yah sekarang si nikmati aj pacaran sama si betran, tapi ngak tau gimana kedepannya, aku juga masih bingung dengan perasaanku”

Asik ngobrol tanpa terasa keduanya telah menghabiskan makanan dan minuman yang mereka pesan sebelumnya dan bergerak kembali ke kantor administarsi rumah sakit untuk kembali kerja. Sari tetap membawa handphone tegar, dan menyimpannya di tas sandangnya..
Disisi lain rumah sakit, tegar terlihat masih koma, pendarahan baru dapat dihentikan oleh tim dokter setelah beberapa jam operasi, diluar IGD beberapa orang yang membantu tegar mencoba menghubungi kantor tempat tegar bekerja, mereka mendapatkan nomor tersebut dari tanda pengenal yang mereka temukan di dompet tegar.

Ada Apa Dengan Jok Belakang...??(Part 2)


setelah mengobrol dengan para ibu ibu tetangga untuk mencari tau mengenai pak tono, rika pun kembali kerumahnya untuk menyiapkan makan malam untuk ayahnya malam ini....

“asalamualaikum, ayah pulang, rika kamu dimana” seru ayah rika dari luar rumah
“owh ayah, sudah pulang yah,” sambut rika dengan langsung mencium tangan ayahnya tersebut
“ ayo makan dulu, nasinya udah masak tuh” ujar rika
“iya, terima kasih rika, ayah mandi dulu yah, busuk nih, hehe” sambut pak sony ayah rika,
Yah semenjak ibunya rika meninggal rika dibesarkan oleh ayahnya sendiri, sehingga wajar kalo rika agak tomboy, namun meski begitu ia tetap memiliki naluri feminim dari ibunya, sehingga ngak ditanya lagi kalo rika tetap jago masak, sony sangat sayang sama rika, terkedang ia sedih melihat anaknya tersebut sering murung mengingat ibunya, sony pun sering menghibur rika dengan macam macam cara, sehingga hubungan ayah dan anak ini sangatlah erat..
Ayah rika bekerja di salah satu kantor penerbitan di kota tersebut, dia dipindah tugaskan setelah mendapatkan promosi dikantor sebelumnya, sehingga kalo boleh dibilang, hidup mereka lumayan berkecukupan,
Sangat sayangnya sony kepada anaknya ini, karena juga ia sangat mencintai istrinya yang telah meninggal dulu ketika melahirkan rika, dan ia bersumpah tak akan menikah lagi dengan wanita lainnya, dan akan  terus menjaga rika hingga ia tumbuh besar dan mandiri,
Keesokan harinya sehabis pulang sekolah, rika puny ide gimana agar bisa ngobrol dan cari tahu sama mengenai pak tono, ide tersebut ia sampaikan sama teman temannya
“eh, aku ad ide nih gimana bisa cari tau kenapa pak tono selalu marah kalo jok motornya dinaiki” ujar rika kepada diko dan indra serta sapri yang lagi duduk duduk dipinggir jalan,
“emang penting banget sih kayak gituan??” saut diko
“iya nih, nga usah cari masalah ka” jawab indra
“aku ngak mau dilempari sepatu lagi sama pak tono, itu ogah ah, males banget” jawab sapri
“ah… cemen bener, ayolah, aku penasaran banget nih, apalagi dengan yang namanya lina itu, kok si pak tono manggil saya dengan nama itu”, ujar rika berapi api..
“eh.. aduh, perutku sakit, aku pulang dulu ya” ujar indra yang udah mengira si rika bakal tetap ngotot ngajak mereka untuk menyelidiki pak tono,
“aduh aku juga ada les bola sore ini” sambut sapri dengan pikiran yang sama dengan indra, yang langsung meyusul indra yang udah ngacir duluan ..
“sakit perut?? Kok tiba tiba??, dan si sapri?? Emang ada les bola?? Hemm….” Gumam rika keheranan
Dari belakang, diko mencoba untuk kabur dengan diam diam,
“eittsss… mau kabur ya” ujar rika langsung memegang tangan diko,
Sentuhan lembut tangan rika seperti menggetarkan hati diko, memang selama ini diko memendam rasa terhadap rika semenjak mereka pertama kali bertemu, namun tak sekalipun berani ia utarakan, meski dalam bentuk tingkah laku, malah dia malah cuek dan sering mengejek rika ketika ketemu,
“eh.. engak kok, aku..” jawab diko gugup,
“aku paham nih, kalian pada mau kaburkan diajakin cari tau tentang pak tono, itu si indra tiba tiba sakit perut, sama si sapri les bola lah segala, pokoknya kamu harus ikut aku…”ujar rika ngomel ngomel ke diko

“he…” ujar diko tersenyum ke rika
“kamu kenapa hah??” ujar rika, baru ia sadari ia belum melepaskan tangannya dari tangan diko,
“eh, jangan berpikiran yang macam macam ya, “ ujar rika langsung mencubit lengan diko
“engak kok, engak salah lagi.. hehehehe” goda diko
“eh, kurang ajar ya” omel rika sembari mencubit keras keras lengan diko
“ah….. iya iya ampun manis…” jawab diko keceplosan
“hah.. manis??... kamu sakit yah hari ini diko, ngomongnya ngelantur terus gitu?? Jawab rika dengan candaan
‘jika kau tau perasaanku ini rika, hemm…. Aku rela melakukan apapun untukmu’ gumam diko lirih
“ayok jadi gimana idenya, aku ngak punya banyak waktu nih”, ujar diko pura pura ngak mau, padahal ia senang bisa terus dekat sama dengan rika
Rika pun menjelaskan bahwa kemaren ia ngobrol dan tau bahwa pak tono merupakan seorang penulis cerpen lepas di beberapa majalah dan salah satunya di majalah nova yang dimiliki seorang ibu ibu tetangga mereka, kebetulan juga mereka dapat tugas dari sekolah untuk membuat cerpen, jadi ini bisa dijadikan alas an untuk bertanya ke pak tono cara membuat cerpen yang bagus
“hemm… oke juga tuh idenya, tapi kamu yakin pak tono mau ngajari kita buat cerpen dan menceritakan tentang masa laluny??” Tanya diko penasaran
“yah kita coba aj dulu lah, urusan sukses ato ngak nya belakangan gimana??” jawab rika
“ehmm…. Baiklah, kalo kamu sih aku yakin pasti sukses, hehehe” ujar diko menyemangati rika
“ah, kamu bisa aja, hehe” jawab rika malu
“eh aku belum selesai tadi, itu pasti sukses kacaunya, hahahahah” ejek diko ringan sambil tertawa lepas
“ah…. Kurang ajar kamu ya…” ujar rika hendak mencoba mencubit diko lagi, namun si diko sudah lari kocar kacir duluan, jadilah mereka berdua kejar kejaran seperti anak kecil…
******

“jadi ini rumah ibu tersebut??” Tanya diko kepada rika
“kalo ngak salah sih iya, kemaren aku lihat dia pulang kearah rumah ini,”
“ayo coba kita cek, mudah mudahan sih bener” jawab rika sedikit ragu apakah ini rumah ibu ibu kemaren yang dimaksud..

“asalamualaikum, permisi,…..” ujar rika dan diko berbarengan
“permisi… ada orang disana…” saut riko lebih kencang”
“eh, kalo salam itu yang sopan dikit” tegur rika ke diko
“iya..iya maaf..hehe” jawab diko

Ketika mereka berdua sedang berdebat, keluarlah seorang wanita paruh baya dari dalam rumah tersebut,
“eh,eh,eh,eh, ada apa ini ribut ribut depan rumah orang”
“eh tante, maafkan kami” jawab rika malu, sambil menyenggol diko
“sttt.. ayo cepat minta maaf juga” bisik rika pelan kediko
“iya..iyaa.. bawel banget sih, maaf ya tante…” jawab diko

“owh, kamu rika ada apa??, eh ini siapa?? Pacarnya y?? hehehe” jawab ibu paruh baya tersebut menggoda dua remaja tangung tersebut..
“iya tante…” jawab diko tersipu malu..
“ehh… enak aj, bukan tante ini si diko ngelantur aj omonganny dari tadi, dia teman saya kok” potong rika sambil mencubit diko..
“eh.. apaan sih cubit terus, akukan Cuma bercanda” saut diko sebel..
“hahaha, kalian ini lucu banget, mengingatkan tante waktu muda dulu, hahaha, eh kenalkan dulu nama tante, tina, tante lupa memperkenalkan diri kekamu kemaren rika??” sela tante tina..
“owh, iya maaf saya lupa bertanya kemaren, ini teman saya satu sekolah diko rumahnya juga ngak jauh dari kompleks sini” jawab rika
“oh iya diko, kamu kalo ngak salah anaknya mbak siska kan??” Tanya tante tina ke diko yang rupanya anak temannya tersebut
“iya, tante… betul,..”jawab diko sembari tersenyum
“ehm, maaf tante kelupaan, ayo masuk dulu, masa dari tadi ngobrolny diluar…, tante ke belakang dulu ambil minuman”
“ oke tante… kalo ada kue juga boleh” seloroh diko
“eh diko ngelantur lagi ngomongnya, ngak usah repot repot tante..” jawab rika..
“ah, ngak apa apa tante senang kok kedatangan tamu seperti kalian, gih masuk dulu” jawab tante tina sembari tersenyum dan masuk ke dapur

“awas yah sekali lagi ngomong ngelantur, kamu aku tendang keluar nanti.. ingat itu…” ancam rika ke diko yang  dari tadi bicara seenaknya saja
“siap boss…” jawab diko singkat sambil tertawa cengengesan..
Beberapa saat kemudia tante tina datang dari dapur dengan 2 gelas minuman dan beberapa potong kue, rika pun menjelaskan kedatangannya kemari untuk meminjam beberapa majalah dan tabloid yang memuat karya cerpen dari pak tono..
“begini tante kami kan ada tugas bahasa Indonesia dari sekolah untuk membuat cerpen, jadi kami mau pinjam beberapa majalah dan tabloidnya untuk dijadikan bahan referensi” ujar rika mengutarakan maksudnya”
“owh, tentu, boleh saja nanti tante akan ambilkan dulu beberapa yang ada digudang” jawab tante tina
Mereka bertigapun mengobrol cukup panjang, tente tina pun ngak henti hentinya menggoda keduanya tentang hubungan jadi pacar, si diko cengengesa ngak karuan, dan si rika mati matian bilang mereka Cuma berteman, ngak terasa hari sudah sore, dan mereka berduapun pamit pulang sembari membawa majalah dan tabloid yang dijanjikan tante tina”
“ ehm tante kami permisi dulu karena hari sepertinya udah mulai gelap” ujar diko ke tante tina
“owh, iya, lain kali main lagi kesini ya” jawab tante tina
“tentu tante, terima kasih sebelumnya” saut mereka berdua dan berlalu keluar..

“hari udah sore nih, besok aj kita kerumahnya pak tono” Tanya rika ke diko
“iya sih, ngak baik kalo bertamu malam malam gini kayaknya”, jawab diko menyetujui usulan rika untuk besok saja kerumah pak tono

Diperjalanan pulang kerumah, tiba tiba kaki rika keseleo
“aduh… sakit…” jerit rika pelan sembari terduduk dan memegangi betisnya yang sepertinya kram
“ada apa ka??, kamu ngak apa apa??” Tanya diko cemas
“eh, aku ngak tau, tapi ini sakit sekali, mungkin  karena terlalu lama duduk tadi…” jawab rika lirih

“sini….” Ujar diko sembari menundukkan badannya, dengan tanda untuk meminta rika untuk ia gendong
“apa…??” ujar rika bingung
“sini aku gendong kamu, kamu ngak mungkin bisa jalan kalo kayak gitu kan??” balas diko lagi..
“ehm, aku ngak apa kok, ..” jawab rika lagi
“sudahlah, aku merasa sangat jahat kalo membiarkan kamu jalan dengan kesakitan gitu” paksa diko lagi karena khawatir kaki rika tambah parah
“ehm, baiklah..” jawab rika sembari tersenyum

Sore itu, dua pasang anak remaja tersebut berjalan kerumahnya dengan bergendongan, sinar matahari sore yang semakin turun keperaduannya makin membuat keduanya terlihat romantis, diperjalanan pulang tak henti hentinya diko menghibur dan menggoda rika, rikapun seperti terlupa akan rasa sakit dikakinya tersebut…..
Namun meskipun begitu belum ada perasaan yang tertambat dihati rika, begitulah pikiran diko, namun ia tetap berharap suatu saat nanti rika akan membalas perasaannya tersebut.. yah suatu saat nanti dimana ketika keduanya telah siap…

Kamis, 12 April 2012

Sebuah Kesempatan(dayschool 1)


Namaku Doni, lengkapnya Doni firmansyah, ada yang bilang aku cerdas, ada juga yang bilang aku bloon, ntah apa pendapat orang aku tak peduli, yang pasti hobiku adalah mengambar, aku berpikir dunia ini memang selalu tidak adil, ntah menggapa dari kecil hingga sekarang aku selalu menjadi seorang pecundang, jangankan ranking 1, masuk sepuluh besarpun bisa dihitung dengan jari sebelah tangan ku,
Yah prestasi dan terutama sebuah pengakuan adalah yang selalu haus dan ingin kudapatkan dari dahulu, dan ketika kesempatan itu datang, jalan takdirku tarnyata membunuh kesempatan itu…..
*****
SMA Negeri 26  adalah tempat sekolahku, kata orang sih sekolah ini sekolah terfavorite dikotaku, ratusan bahkan ribuan anak sekolah menangah pertama dari berbagai penjuru kota bahkan hingga luar kota sekalipun berbondong bondong untuk masuk kesekolah ini, bahkan banyak  pejabat yang rela menggunakan “jalan belakang” untuk  memasukkan anakanya kedalam sekolah ini, kalian tentu tahu apa yang dimaksud jalan belakang tersebut kan??, haha.. sebuah ironi di balik pendidikan di negeri kita ini…
Aku beruntung ketika periodeku tak ada yang namanya testing ketika masuk sekolah ini, sehingga hanya dengan menggandalkan nilai UN SMP aku bisa masuk dengan cukup mudah kesekolah ini, namun bisa ku pastikan, bukannya aku sombong, tapi nilai rata rata 8,0 dari UN ku merupakan murni hasil jerih payahku sendiri, namun apalah yang bisa disombongkan dari nilai tersebut jika melihat anak “bragajulan”, tau kan, anak anak yang kelasnya Cuma di kantin dan hobinya sembunyi di toilet untuk sekedar membuang “asap” bisa mendapatkan nilai UN dengan rata rata diatas 9,0 karena mereka dengan enaknya mencontek dan menyalin hasil ujian anak anak yang cerdas di SMP ku dulu,
haah… tragedi toilet, bisa kusebut seperti itu karena mungkin jika kita lihat antrean BBM sekarang, tak kalah panjang dengan antrean toilet di SMPku dulu ketika UN, jangan salah sangka dulu, bukannya anak anak disekolah kami sering keracunan makanan atau saking gugupnya menjalani UN sehingga musti banyak sekali yang mondar mandir di toilet, tapi mereka sedang antri BJU, haah??BJU, baju maksudnya??, yah tentu bukanlah, masa lagi ujian malah antri baju, emang ini pasar bang mego atau pasar batam,
BJU, ini sih singkatan yang kubuat sendiri, “Bahan Jawaban Ujian”, hahaha, emang ngak nyambung sih, yah tapi terserah saya, kan saya yang buat singkatan, bisa dipastikan anak anak cerdas disekolahku menuliskan jawaban di dinding toilet tersebut, dan anak anak lainnya antre menyalin jawabannya beginilah kira kira…..
BACBCCD
DDABCAD
DDAAADC

Mungkin masih ingatkan dengan multiple choice, jenis soal andalan departeman pendidikan dinegeri kita ini yang menjamin 100% LULUSANnya 0% berkualitas, sebuah ironi lagi dipendidikan negeri kita dimana 3 tahun kita sekolah di tentukan dengan 3 hari UN, sebuah ironi diatas ironi, begitulah kira kira saya menyebutkannya, sebuah ironi dimana yang jujur jadi curang yang curang menjadi tambah ahli curangnya, hemm…. Saya ngak bisa menyalahkan lagi jika kelak banyak muncul koruptor koruptor ulung hasil didikan negeri kita seperti ini,   
Tapi saya juga ngak mau munafik sih, terkadang saya sendiri juga sering curang, suatu hal yang mungkin sudah menjadi kebiasaan di negeri kita ini,
Yah terlepas dari carut marutnya sebuah ujian nasional, tak banyak juga anak negeri kita yang sukses dan berprestasi hingga bisa menjuarai berbagai olimpiade diluar negeri, baik itu dibidang olahraga, seni, dan pelajaran, sekarang sih hanya tergantung kita, mau belajar atau enggak, toh yang akan memetik hasilnya di akhir kelak adalah kita sendiri…

******

Kelas 2 IPA A, yah itulah kelas yang kudapatkan dari pengumuman dari pak joko di hari senin pertama kami masuk tahun ajaran baru ini, sebuah kelas yang sangat tak kusangkah berisikan orang orang yang cerdas dan jago olah raga, lagi lagi aku cukup beruntung untuk seorang pecundang, masih ingat dibenakku nilai IPA ku yakni BIOLOGI 6,5 FISIKA 7,0 KIMIA 7,3, ternyata bisa membuatku masuk kekelas ini, tapi tidak begitu jeleknya sih, banyak juga yang lebih parah dariku bisa masuk kelas ipa, mungkin pada saat itu para guru tidak melihat nilai sehingga main masuk masukan saja para muridnya yang belum tentu mampu menerima pelajaran di jurusan itu, sehingga tak banyak ketika baru sebulan belajar banyak yang pindah ke jurusan IPS,

“hei firman, kau masuk IPA A juga ya” tegur temanku sandy dari belakang,
“owh, sandy, yap, masuk IPA A kita, haha”
“sepertinya banyak anak kelas 1 B yang masuk kekelas ini yah”
“yah untunglah, jadi ngak perlu susah beradaptasi dengan banyak orang baru lagi kita dikelas ini, oh iya kudengar tedy, siren dan nayla juga masuk kelas ini”
Lagi asyik asyiknya kami ngobrol di pinggir lapangan basket disekolah tersebut, nayla muncul dan menghampiri kami, dia wanita yang cerdas, supel dan cantik tentunya, banyak anak cowok yang suka sama dia, tapi dianya sendiri seperti ngak begitu memperdulikan hal tersebut dan fokus di ekskul dan pelajaran, hemm… saya??, saya sih ngak begitu memperhatikan cewek, jangan bilang saya homo ya, tapi pada saat itu belum ada minat dan ketertarikan saya akan hal tersebut, yah saya lebih asyik menggambar, terkadang juga menulis dan membaca berbagai cerpen, lagian saya juga orangnya ngak begitu supel jadi untuk dekat dengan cewek saja saya sedikit sungkan,

“firman, sandy kenapa belum masuk kelas??, yang lain sudah pada masuk tuh” ajak nayla ke kami
“eh kamu nayla, iya nih ntar lagi kami kesana, ngomong ngomong kayaknya anak kelas kita dulu banyak yang masuk kekelas ini ya??” ujar sandy
“iya nih, ada sekitar 10an orang kalo ngak salah, kebanyakan sih masuk ke kelas IPA C dan IPS A”
“hem benar juga ya, mudah mudahan sih anak anaknya enak ya dikelas ini” jawab sandy lagi
“siapa aja orangnya sih ngak peduli, yang pentingkan kalo banyak orang baru jadi banyak kenalan baru, hehe, yuk masuk tuh sepertinya wali kelas kita sedang menuju ke kelas”
Kami bertigapun berjalan menuju ruangan kelas 2 IPA A, tempatnya tepat disudut kanan SMA ini, dan tepat dibelakang lapangan voli, ketika kami masuk, sudah banyak anak anak yang telah mengambil posisi masing masing dibangku, seperti kebiasaan, anak cowok pada ngumpul di bagian belakang, sedangkan yang cewek berbaris rapi di barisan tempat duduk dibagian depan.
Nayla segera mengambil tempat duduk di sebelah vina, ranking 1 selama kelas 1 dari kelas 1C, “hemm, sipintar duduk sama sipintar, double pintar donk jadinya, haa” pikirku, akupun mengambil tempat duduk dibarisan ketiga bersama sandy, yah tinggal itu tempat duduk yang tersisa,
Anak anak pada sibuk ngobrol dan ribut sana sini, si sandy juga asik ngobrol sama tegar yang duduk tepat dibelakangnya, sedangkan aku mencoba untuk memperhatikan anak anak dikelas itu, ada yang sibuk menulis, entah menulis apa, ada juga yang membaca buku, ada yang maen hape dan loncat loncat ngak jelas, dan ada juga yang termenung melamun seperti yang kulakukan,
Bosan memeperhatikan orang, dan si sandy kayaknya terlalu asik dengan obrolan tentang bolanya ke tegar akupun membuka buku kosongku dan mengambil sebuah pena, “yah dari pada ngak ada kerjaan mending ngambar” pikirku,
Kugambar karakter aero dari game sky destiny yang ku download baru baru ini, katanya sih game buatan indonesia, walaupun berbahasa inggris, tapi game bergenre SHMUP itu cukup asik buatku yang ngak begitu hardcore dalam bermain game…
Baru saja ku gambar bagian kepala dan badannya, terdengar komentar dari depanku
“wah keren juga gambarmu, hobi ngambar anime juga ya?? Tanya seorang laki laki didepanku tersebut
“oh iya, dari pada ngak ada kerjaan” jawabku singkat,
“perkenalkan namaku rian, aku juga hobi ngambar anime, eh kenapa kelas satu kemaren ngak ikut eksul mading saja??,”
“ehm, aku waktu pembagian eksul lagi sakit waktu itu jadi waktu udah berjalan seminggu sekolah aku jadi enggan gabung keeksul manapun” jawabku
“owh, begitu ya, sayang sekali padahal gambarmu bagus juga loh, kalo sekarang gimana mau gabung ngak??” pinta rian yang sepertinya tertarik dengan gambar yang kubuat
“nantilah aku pikir pikir lagi y” jawabku yang sebenarnya enggan ikut kegiatan ekskul disekolah tersebut, mending nyantai dirumah pikirku
“okelah, eh maaf namamu tadi siapa??
“doni…” jawabku singkat
Ketika kami sedang asik ngobrol bu erna masuk, sepertinya dia yang jadi wali kelas kami, orangnya kutaksir kira kira berumur 40an tahun,
“asalamualaikum, selamat pagi anak anak, selamat datang di kelas 2 IPA A, hari ini kita akan membentuk stuktur kelas dari ketua kelas, hingga seksi-seksinya, tapi sebelum itu perkenalkan nama ibu, ibu ernawati, panggil saja bu erna, mungkin sebagian dari kalian pernah ibu ajar pelajaran biologi waktu kelas 1 dulu,” jelas ibu erna panjang lebar memperkenalkan dirinya, setelah itu kami satu persatu diminta untuk memperkenakan nama masing masing dan asal kelas kami,  dari sana kutahu memang kelas kami terdiri campuran dari berbagai kelas., beberapa kuingat maju kedepan waktu pembagian rapot kelas satu kemaren sebagai ranking 3 besar dari masing masing kelas,
“wah bisa bisa peringkat terakhir aku dikelas ini” gumamku
“eh fir, orangnya pada pintar pintar dikelas ini, bisa bisa kita peringkat terakhir lagi dikelas ini, haha” ujar sandy,
“ kau bisa membaca pikiranku ya??” tanya ku,
 “ah, ada ada saja kau”
Dan hari itu diakhir dengan pembagian sturktur kelas dan perubahan tempat duduk, dimana diselang seling antara cowok dan cewek, sehingga anak cowok ngak pada numpuk lagi di bagian belakang kelas.

BERSAMBUNG......

Selasa, 10 April 2012

Silent Pirates (Journal 1)



semilir bunyi ombak menderu deru....
kubuka mata ku yang masih terasa sangat kantuk,
goyangan kapal membuatku kembali tersadar dari tidur panjangku,
kuhirup aroma lautan vandaria yang begitu segar, ah.... "betapa indahnya dunia ini", gumamku..
seluruh pemandangan tampak biru cerah seperti lukisan terindah yang diciptakan yang mahakuasa
yap, sekarang aku sedang berada di sebuah kapal estoria menuju pulau selatan vandaria, disana
aku akan melanjutkan studyku setelah lulus di academy baru baru ini

"hey Lentz", tiba tiba suara panggilan datang dari belakangku,
"eh..., ternyata kau rash", ujarku, ternyata dia rash, teman perjalananku di kapal esotria ini,
"kenapa kau melamun saja disini?, makanan sudah disiapkan didalam, ayo kita segera makan"
"hm,, iya nanti saja" ujarku singkat
"oke, baiklah, aku duluan ya, jangan malu malu lentz, kalau kamu mau makan, makan saja,"
"eh.. iya tentu", rash segera masuk kedalam lagi, aku kembali melihat lautan, merenung.....
kata kata terakhir rash tadi sedikit mengusik relung hatiku, entah mengapa aku tidak suka dibilang pemalu,
padahal memang aku orangnya pemalu, tertutup dan sulit bersosialisasi,
orang sebut kami "Introvert", tapi hatiku selalu dikuasi "aku ingin seperti yang lain, bisa bersosialiasi dan
melepaskan ekspresi yang lepas dengan mudahnya",

namaku Sigurd Lentz, aku terlahir di negeri askabad 19 tahun yang lalu, orang orang sering menyingkat namaku
menjadi SILENT yang berarti diam, atau pendiam karena memang sikapku yang demikian tertutupnya,
keluargaku termasuk orang yang berada di negeri kami, ayahku seorang senator terkenal dinegara kami dimasa mudanya ia seorang petarung
hebat serta pemimpin dari pasukan knight dimasa peperangan, ia bernama Felix Lentz, dan
ibuku bernama Anna Sinra seorang aktifis waktu mudanya dan menjadi seorang motivator saat ini, dan kakekku Rebel Akhram Lentz
adalah seorang pejuang kemerdekaan revolusi di negara kami, dan orator yang terkenal di masa mudanya..
aku juga mempunyai seorang saudara laki laki, kami hanya terpaut 2 tahun, ia bernama Revan Lentz, sungguh berbeda denganku ia sepertinya
mewarisi seluruh keunggulan dari kedua orangtua kami, jago bertarung dan orang yang supel dan mudah mendapatkan teman, ia juga pintar,
sehingga tidak heran ketika umurnya masih 14 tahun ia direkrut oleh academy angkatan laut,.
yap sungguh aneh ketika melihat latar belakang keluargaku yang bisa dikatakan, Extrovert, dengan kemampuan bergaul dan berbicara
yang sangat baik dan memiliki skill bertarung yang hebat... memiliki seorang anak dan saudara yang sangat pendiam dan sulit bergaul..
serta memiliki tubuh lemah sepertiku...
hal yang menjadi beban pikiran dan yang mengrogoti hatiku hari demi hari waktu demi waktu..

seminggu yang lalu adalah hari kelulusanku di academy, aku mendapat nilai yang lumayan, tidak begitu rendah dan tinggi, kedua orangtuaku
begitu senang, karena mereka juga tidak terlalu mengaharapkan lebih dariku, mereka bingung mau menyekolahkan aku dimana, namun pada
akhirnya mereka memutuskan mengirimku ke univeritas del halgo di selatan benua vandaria, mereka berharap aku menjadi pribadi yang lebih
sosial.., karena disana memang tempat melatih kepribadian orang,

pada hari keberangkatan, aku melihat wajah sedih dan cemas dari keluargaku, dadaku sakit, rasanya sangat sedih, namun aku tutupi semua
itu dengan senyuman kecil dibibirku, berusaha meyakinkan mereka bahwa aku sanggup dan mampu untuk hidup di negeri orang,
aku naik kapal dengan nama estoria, merupakan kapal yang cukup mewah, karena keluargaku mampu, didalamnya banyak anak dari berbagai
academy di askabad untuk melanjutkan studynya disana..

"kruyukkkk....", suara perih perutku menyadarkan aku dari lamunan panjangku,
aku segera masuk kedalam ruang makan, yang lain menatapku aneh..., aku berjalan mencari kursi kosong, aku bingung dan canggung karena
aku tidak begitu mengenal mereka jadinya sedikit sungkan untuk bergabung duduk,

"hey Lentz sini, gabung sama kami..." seru suara dari sudut ruangan, kulihat ternyata rash dan teman temannya,
kubalas dengan senyum, dan kulangkahkan kakiku menuju meja makan dimana rash dan teman temannya makan..

drap..drap..drap.... bunyi langkah kaki ku berat...
ketika beberapa meter lagi sampai di meja makan, tiba tiba kapal kami terhentak dengan keras...
DRAAASHHHHHHHHHHHHHHH.....................

bunyi kapal yang berbenturan dengan batu karang yang sangat besar....
kami semua panik,
orang orang yang tadinya dengan angkuh dan gayanya berubah seperti anak semut yang berlarian tak tentu arah.....

melihat itu, aku yang terjatuh disudut ruangan hanya bisa terdiam....
sesaat kemudian kepala kuterbentur oleh kursi..

pandanganku mulai menjadi gelap....
masih sempat ku melihat rash yang berusaha mencapai tempatku... namun terhempas oleh kencangnya air laut yang mulai masuk dari jendela ruang
makan kapal....
semakin lama semakin gelap...
suara suara pun semakin redup..... perlahan lahan semuanya menjadi hening dan gelap....
...........


SRASHHH..........
SRASHHH.........

aku terbangun.... kulihat sekelilingku....
"tempat apa ini?", gumamku lirih...
aku terbangun di sebuah ruangan meneyerupai sebuah kamar... namun kuyakin ini masih dikapal karena masih terasa goyangan gelombang luatan
meski tidak terlalu kencang,....
aku mencoba berdiri.. "eh...." ternyata seluruh tubuhku masih sakit semua, kulihat tubuhku terbalut perban, termasuk kepalaku.... yang hampir separuh
terbalut oleh perban..., namun tetap aku paksakan untuk bangun,.... namun semakin aku paksa semakin sakit seperti remuk semua tulang tulangku..

"ah...." aku menyerah, memang bukan sifatku yang ngotot, akupun kembali berbaring kembali...
aku mencoba mengingat ingat lagi apa yang sebenarnya terjadi...
di selah ingatanku, teringat akan rash....
bagaimana keadaannya??, .. masih hidupkah dia??, dimana dia sekarang??,...

BLAMM...., bunyi pintu kamar terbuka, membuyarkan lamunanku....
"siapa itu?" pikirku, ....
drap...drapp....drap... suara langkah kaki mendekat...
kuerhatikan bayangan manusia yang berada di depanku....
semakin lama semakin mendekat...

"ah,... kau sudah sadar rupanya",... tiba tiba suara merdu datang menyapaku...
kuperhatikan, ternyata seorang wanita cantik yang berdiri didepanku sekarang, ku taksir umurnya tidak jauh berbeda dariku,..
tingginya sedang dan mengenakan baju kaos dengan rompi dan celana pendek,...

aku mencoba memperbaiki posisi dudukku, namun ia menahannya...
"tidak usah terlalu dipaksakan istirahat saja dulu," ujarnya..

"terima kasih", ujarku pelan....,
seperti kebiasaan, aku tidak berani memulai pembicaraan, sehingga suasana hening tanpa perbincangan terjadi antara kami,..
sehingga aku berusaha untuk memulai berbicara dahulu, "ehm..... sebenarnya aku..." belum selesai aku berbicara, tiba tiba datang seorang laki laki tinggi besar
dengan pakaian seperti bajak laut, lengkap dengan topi, jubah dan burung kakaktua dibahunya...

"HAHAHAHAHA, sudah bangun kau ternyata,...." ujar laki laki tersebut dengan keras dan bergema...
"eh iya pak..." ujarku pelan, sambil tersenyum kecil
"HAHAHAHAHA, lucu juga kamu, perkenalkan aku Jack,.... Jack Barbosa", ungkapnya sambil menyodorkan tangannya...
dengan sedikit gugup dan bingung aku mengulurkan tanganku "nama saya sigu....." belum selesai aku berbicara
"HAHAHAHAHA, lugu sekali kau, WHAHAHAHA, kenapa kau balas dengan menyodorkan tangan juga, aduh....aduh lucu sekali"
aku terkejut, kenapa??, apa ada yang salah dengan sikap ku tadi, rasanya sangat tidak nyaman, namun aku hanya bisa membalas
tertawa Jack dengan senyum kecil,...
"kau masih harus banyak belajar untuk hidup di lautan nak, HAHAHAHA," ujar jack " ehm, baiklah sigurd, aku mau keluar dulu, kehilangan aroma lautan didalam kamar ini
membuatku sesak, HAHAHAHA", "Fiana, beri dia obat yang dibuat oleh albert malam tadi, itu akan mempercepat pemulihan lukanya,... aku keluar dulu"
"i..iya kapten..." ujar lina singkat..
"hehehehe, kalian memang cocok, sama sama pendiam, hahaha" ujar kapten jack bergurau sembari menapuk pundakku dan keluar dari kamar tersebut,
kata kata tersebut teriang iang dipikiranku, cocok??, apakah maksudnya... aku yang tak pernah pacaran sekalipun diwaktu remajaku sangat bergetar rasanya ketika ada yang
bilanga aku bisa dekat dengan seorang wanita, bagaimana tidak, selama sekolahku aku tak pernah punya teman wanita dekat, jangankan teman dekat, wanita disekolah yang
mengingatku saja sudah untuk, itupun hanya beberapa, heh.... kelamnya masa laluku..."

"ini,... diminum ramuan obatnya..." ujar fiana singkat sembari menyodorkan mangkuk berisi carian yang berwarna hijau,
"ehm baiklah,.." aku mengambil mangkuk tersebut dari tangannya, tak sengaja ku tersentuh kulit tangannya yang halus,... setelah itu aku minum obat tersebut, rasanya aneh
sedikit pahit, tapi enak untuk diminum, sehingga dengan cepatnya aku menghabiskan obat tersebut, setelah itu fiana mengelap kening dan badanku yang berkeringat, dan merapikan
tempat tidurku, ehm.... dia begitu perhatian bagiku, memang bagi orang itu wajar, tapi bagiku yang hanya dekat dengan wanita sama ibu dan nenekku, diperhatikan lebih oleh wanita
lain, apalagi orang yang belum begitu kukenal merupakan perasaan yang sangat menyenangkan bagiku,..

"eh, namaku fiana, fiana mereody, namamu?" ujarnya tersenyum
"namaku sigurd lentz" ujarku singkat sembari membalas senyumannya...

tak lama setelah itu suasana kembali hening, sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin kulontarkan, namun mulut ini seperti terkunci dan berat sekali untuk memulai perbincangan.
lama kami saling diam dan menunduk, "ehm, aku keluar dulu ya..." ujar fiana sembari mengambil mangkuk obat dan keluar, "fiana...." panggilku,... ia pun menoleh, "terima kasih..."
ujarku singkat, dia membalas dengan senyum manisnya dan keluar dari kamar tersebut...

"ah....." lirihku ini karena aku pendiam, sehingga dia menjadi merasa kaku dan keluar, coba aku lebih supel dan berani berbicara seperti teman2ku di waktu sekolah dulu,
"dasar aneh... memang aku orang yang aneh" gerutuku sendiri...
aku lalu merebahkan badanku lagi, masih banyak yang menjadi pertanyaan dibenakku, "fiana, jack, albert...", sebenarnya aku ada dikapal apa,
pikiranku melayang panjang menerka nerka, juga perasaanku terhadap fiana, hatiku dan jantungku berdebar debar mengingat wajah dan sikapnya...
tak lama setelah itu mataku menjadi berat, rasa kantuk mulai menyerangku, dan akupun tertidur kembali...


SRASHHH.......
aku dikejutkan dengan ribuan butiran air yang mengenai wajahku...
ah perlahan aku membuka mataku...
SRAHHHHH......
belum sempat lagi aku membuka mataku siraman air itu kembali mengenai muka ku...
"heeii.... bangun pemalas, tidur terus kerjamu.." suara keras yang terdengar dari telingaku...
ku usap wajahku, ah...., "siapa kau..??" ujarku bingung...
"he... benar juga kau baru melihatku, perkenalkan namaku craigh laden, saya mekanik di kapal ini, tapi kau bisa juga memanggilku craigh si jenius muda, hahahahaha" ujar lelaki
yang menyiram muka ku barusan....
"eh.. namaku sigurd lentz." ujarku tersenyum dan membalas perkenalan namanya...
"tidak kau beritahupun kamis sudah tahu,....heh... dasar bodoh" tiba tiba muncul seorang laki laki lagi dengan suara sinis nya..
"sudahlah, cepat kw segera bangun dan bersihkan deck kapal bagian belakang..."ujar laki laki itu lagi..
"bukannya kita udah sepakat hanya menyuruhnya membersihakan piring saja??" potong craigh cepat...
"kau lihat, dia itu sepertinya anak yang manja dan lemah, kalau kita manjakan trus dia akan menyusahkan kita saja nantinya, sudahlah ikuti saja kataku cepat kau antar dia kebelakang"ujar laki laki itu keras
"oke....oke.... ngak usah bentak bentak gitukan bisa.."kata craigh kesal, " ayo bangun sig, ...." ujarnya lagi.. "baiklah" ujarku singkat..
aku berusaha untuk berdiri, tubuhku lumayan lebih baik dari kemarin, mungkin karena obat itu, namun masih sedikit sakit pada bagian sendi sendiku, mungkin karena aku yang jarang olahraga, sehingga
lambat untuk pulih, yah pada dasarnya tubuhku memang lemah..

kamipun berjalan menuju tempat yang dperintahkan laki laki tadi.. craigh memberikan peralatannya dan meninggalkanku sendirian.."bersihkan yang benar, kapten tidak suka tempat yang kotor, hehehe" ujar
craigh singkat...

akupun mengambil lap pel dan mencelupkannya kedalam ember yang telah aku isi air sebelumnya..
sembil membersihkan dengan setengah hati aku mengerutu, "he....h.. sial, hidupku selalu sial, hari ini udah bertemu dengan 2 orang yang tidak bisa memahamiku, mereka seenaknya saja menjudgeku.."
"anak manja lah, lemah lah... sebegitu burukkah diriku dimata mereka yang baru beberapa saat bertemuku, sial... lebih baik aku mati saja kemaren, sehingga tidak perlu merasakan sakit hati dan tersinggung
seperti ini", ditengah kesibukan dan keasyikan ku dengan pikiranku sendiri tiba tiba datang suara langkah kaki dari belakang, aku toleh ternyata seorang wanita dengan penampilan keras namun sebenrannya
cantik,

aku tersenyum melihatnya "mbak..." ujarku singkat,...
"heh...tak usah menegurku, cepat bereskan pekerjaanmu" ujar wanita itu sinis
"i..iya.. mbak, maaf" ujarku pelan dan langsung menunduk
"haaaah...... satu anak lagi yang lugu dan pemalu" ujar wanita itu sembari menghela nafas dan mengambil tempat duduk didekatnya
"hei sigurd..., kau itu laki laki, mestinya kau tidak boleh menjadi laki laki yang seperti itu, laki laki itu harus berani, harus banyak bicara, supel, jika sedikit bicara yang kerenlah sedikit,
kau digertak sedikit seperti itu langsung ciut,"
"i..iya.." ujarku singkat
" kau tahu Ferazo, laki laki yang menyuruhmu mengepel tempat ini, di contoh laki laki yang sejati, badannya yang mantap, gayanya yang cool dengan sikapnya yang dingin itu serta skill berpedangnya yang hebat
merupakan contoh laki laki sejati, apalagi ketika waktu itu dia menyelamatkanku dari serangan bajak laut di sekitar wilayah utara, waahhh..... kereennnya, hihihihi".. ujar wanita itu bersemangat sekali
"sudahlah aku banyak pekerjaan, aku pergi dulu, namaku Selena Aarkana ingat itu, kau harus mengingat dengan baik seluruh nama nama orang dikapal ini, berbaurlah..." ujar selena sembari meninggalkanku

sebenarnya perkataanya ada benarnya, tapi kenapa aku selalu tidak bisa menerima perkataan orang, rasa tersinggung dan sakit hati melebihi semuanya..."haaaah..." helaku panjang, aku galau...

tak terasa hari sore dan tugasku membersihkan deck bagian belakang telah selesai, "fuh....., akhirnya beres juga"
keringat bercucuran diseluruh tubuhku, bajuku basah oleh keringat, karena terasa lengket, kulepas dan kuperas, truss ku gunakan lagi,
"ehm.... sigurd", tiba tiba muncul suara dari belakangku,
"eh iya..."ujarku sembari menoleh langsung kebelakang... ternyata fiana..
"gunakan baju ini saja... yang itu biar aku cuci.." ujar fiana..
"owh, trimakasih yah" ujarku singkat sembari tersenyum dan mengambil baju dari tangannya..
"iya..." ujar fiana singkat sembari membalas senyumku dan mengambil baju bauku yang basah karena keringat, lalu pergi kembali kedalam...

lalu kugunakan kaos pemberian fiana tersebut, dan membereskan peralatan yang ku gunakan untuk membersihkan tadi...
dalam perjalanan ku kedalam, aku melihat ferazo sedang berlatih menggunakan pedangnya...
"wah... hebat sekali.." gumamku, skillnya mengingatkanku pada jurus2 yang diperlihatkan kakek ketika aku masih kecil dulu..
namun aku waktu itu tidak begitu meperhatikannya karena terlalu asik dengan permainanku sendiri sehingga aku bahkan tidak bisa memegang pedang dengan benar..

setelah itu aku berjalan kekamar setelah meletakkan peralatan mengepel tadi...
aku rebahkan badanku diranjang, "ahh... lelahnya.." keluhku...

 END FOR THIS JOURNEY......