Selasa, 10 April 2012

Silent Pirates (Journal 1)



semilir bunyi ombak menderu deru....
kubuka mata ku yang masih terasa sangat kantuk,
goyangan kapal membuatku kembali tersadar dari tidur panjangku,
kuhirup aroma lautan vandaria yang begitu segar, ah.... "betapa indahnya dunia ini", gumamku..
seluruh pemandangan tampak biru cerah seperti lukisan terindah yang diciptakan yang mahakuasa
yap, sekarang aku sedang berada di sebuah kapal estoria menuju pulau selatan vandaria, disana
aku akan melanjutkan studyku setelah lulus di academy baru baru ini

"hey Lentz", tiba tiba suara panggilan datang dari belakangku,
"eh..., ternyata kau rash", ujarku, ternyata dia rash, teman perjalananku di kapal esotria ini,
"kenapa kau melamun saja disini?, makanan sudah disiapkan didalam, ayo kita segera makan"
"hm,, iya nanti saja" ujarku singkat
"oke, baiklah, aku duluan ya, jangan malu malu lentz, kalau kamu mau makan, makan saja,"
"eh.. iya tentu", rash segera masuk kedalam lagi, aku kembali melihat lautan, merenung.....
kata kata terakhir rash tadi sedikit mengusik relung hatiku, entah mengapa aku tidak suka dibilang pemalu,
padahal memang aku orangnya pemalu, tertutup dan sulit bersosialisasi,
orang sebut kami "Introvert", tapi hatiku selalu dikuasi "aku ingin seperti yang lain, bisa bersosialiasi dan
melepaskan ekspresi yang lepas dengan mudahnya",

namaku Sigurd Lentz, aku terlahir di negeri askabad 19 tahun yang lalu, orang orang sering menyingkat namaku
menjadi SILENT yang berarti diam, atau pendiam karena memang sikapku yang demikian tertutupnya,
keluargaku termasuk orang yang berada di negeri kami, ayahku seorang senator terkenal dinegara kami dimasa mudanya ia seorang petarung
hebat serta pemimpin dari pasukan knight dimasa peperangan, ia bernama Felix Lentz, dan
ibuku bernama Anna Sinra seorang aktifis waktu mudanya dan menjadi seorang motivator saat ini, dan kakekku Rebel Akhram Lentz
adalah seorang pejuang kemerdekaan revolusi di negara kami, dan orator yang terkenal di masa mudanya..
aku juga mempunyai seorang saudara laki laki, kami hanya terpaut 2 tahun, ia bernama Revan Lentz, sungguh berbeda denganku ia sepertinya
mewarisi seluruh keunggulan dari kedua orangtua kami, jago bertarung dan orang yang supel dan mudah mendapatkan teman, ia juga pintar,
sehingga tidak heran ketika umurnya masih 14 tahun ia direkrut oleh academy angkatan laut,.
yap sungguh aneh ketika melihat latar belakang keluargaku yang bisa dikatakan, Extrovert, dengan kemampuan bergaul dan berbicara
yang sangat baik dan memiliki skill bertarung yang hebat... memiliki seorang anak dan saudara yang sangat pendiam dan sulit bergaul..
serta memiliki tubuh lemah sepertiku...
hal yang menjadi beban pikiran dan yang mengrogoti hatiku hari demi hari waktu demi waktu..

seminggu yang lalu adalah hari kelulusanku di academy, aku mendapat nilai yang lumayan, tidak begitu rendah dan tinggi, kedua orangtuaku
begitu senang, karena mereka juga tidak terlalu mengaharapkan lebih dariku, mereka bingung mau menyekolahkan aku dimana, namun pada
akhirnya mereka memutuskan mengirimku ke univeritas del halgo di selatan benua vandaria, mereka berharap aku menjadi pribadi yang lebih
sosial.., karena disana memang tempat melatih kepribadian orang,

pada hari keberangkatan, aku melihat wajah sedih dan cemas dari keluargaku, dadaku sakit, rasanya sangat sedih, namun aku tutupi semua
itu dengan senyuman kecil dibibirku, berusaha meyakinkan mereka bahwa aku sanggup dan mampu untuk hidup di negeri orang,
aku naik kapal dengan nama estoria, merupakan kapal yang cukup mewah, karena keluargaku mampu, didalamnya banyak anak dari berbagai
academy di askabad untuk melanjutkan studynya disana..

"kruyukkkk....", suara perih perutku menyadarkan aku dari lamunan panjangku,
aku segera masuk kedalam ruang makan, yang lain menatapku aneh..., aku berjalan mencari kursi kosong, aku bingung dan canggung karena
aku tidak begitu mengenal mereka jadinya sedikit sungkan untuk bergabung duduk,

"hey Lentz sini, gabung sama kami..." seru suara dari sudut ruangan, kulihat ternyata rash dan teman temannya,
kubalas dengan senyum, dan kulangkahkan kakiku menuju meja makan dimana rash dan teman temannya makan..

drap..drap..drap.... bunyi langkah kaki ku berat...
ketika beberapa meter lagi sampai di meja makan, tiba tiba kapal kami terhentak dengan keras...
DRAAASHHHHHHHHHHHHHHH.....................

bunyi kapal yang berbenturan dengan batu karang yang sangat besar....
kami semua panik,
orang orang yang tadinya dengan angkuh dan gayanya berubah seperti anak semut yang berlarian tak tentu arah.....

melihat itu, aku yang terjatuh disudut ruangan hanya bisa terdiam....
sesaat kemudian kepala kuterbentur oleh kursi..

pandanganku mulai menjadi gelap....
masih sempat ku melihat rash yang berusaha mencapai tempatku... namun terhempas oleh kencangnya air laut yang mulai masuk dari jendela ruang
makan kapal....
semakin lama semakin gelap...
suara suara pun semakin redup..... perlahan lahan semuanya menjadi hening dan gelap....
...........


SRASHHH..........
SRASHHH.........

aku terbangun.... kulihat sekelilingku....
"tempat apa ini?", gumamku lirih...
aku terbangun di sebuah ruangan meneyerupai sebuah kamar... namun kuyakin ini masih dikapal karena masih terasa goyangan gelombang luatan
meski tidak terlalu kencang,....
aku mencoba berdiri.. "eh...." ternyata seluruh tubuhku masih sakit semua, kulihat tubuhku terbalut perban, termasuk kepalaku.... yang hampir separuh
terbalut oleh perban..., namun tetap aku paksakan untuk bangun,.... namun semakin aku paksa semakin sakit seperti remuk semua tulang tulangku..

"ah...." aku menyerah, memang bukan sifatku yang ngotot, akupun kembali berbaring kembali...
aku mencoba mengingat ingat lagi apa yang sebenarnya terjadi...
di selah ingatanku, teringat akan rash....
bagaimana keadaannya??, .. masih hidupkah dia??, dimana dia sekarang??,...

BLAMM...., bunyi pintu kamar terbuka, membuyarkan lamunanku....
"siapa itu?" pikirku, ....
drap...drapp....drap... suara langkah kaki mendekat...
kuerhatikan bayangan manusia yang berada di depanku....
semakin lama semakin mendekat...

"ah,... kau sudah sadar rupanya",... tiba tiba suara merdu datang menyapaku...
kuperhatikan, ternyata seorang wanita cantik yang berdiri didepanku sekarang, ku taksir umurnya tidak jauh berbeda dariku,..
tingginya sedang dan mengenakan baju kaos dengan rompi dan celana pendek,...

aku mencoba memperbaiki posisi dudukku, namun ia menahannya...
"tidak usah terlalu dipaksakan istirahat saja dulu," ujarnya..

"terima kasih", ujarku pelan....,
seperti kebiasaan, aku tidak berani memulai pembicaraan, sehingga suasana hening tanpa perbincangan terjadi antara kami,..
sehingga aku berusaha untuk memulai berbicara dahulu, "ehm..... sebenarnya aku..." belum selesai aku berbicara, tiba tiba datang seorang laki laki tinggi besar
dengan pakaian seperti bajak laut, lengkap dengan topi, jubah dan burung kakaktua dibahunya...

"HAHAHAHAHA, sudah bangun kau ternyata,...." ujar laki laki tersebut dengan keras dan bergema...
"eh iya pak..." ujarku pelan, sambil tersenyum kecil
"HAHAHAHAHA, lucu juga kamu, perkenalkan aku Jack,.... Jack Barbosa", ungkapnya sambil menyodorkan tangannya...
dengan sedikit gugup dan bingung aku mengulurkan tanganku "nama saya sigu....." belum selesai aku berbicara
"HAHAHAHAHA, lugu sekali kau, WHAHAHAHA, kenapa kau balas dengan menyodorkan tangan juga, aduh....aduh lucu sekali"
aku terkejut, kenapa??, apa ada yang salah dengan sikap ku tadi, rasanya sangat tidak nyaman, namun aku hanya bisa membalas
tertawa Jack dengan senyum kecil,...
"kau masih harus banyak belajar untuk hidup di lautan nak, HAHAHAHA," ujar jack " ehm, baiklah sigurd, aku mau keluar dulu, kehilangan aroma lautan didalam kamar ini
membuatku sesak, HAHAHAHA", "Fiana, beri dia obat yang dibuat oleh albert malam tadi, itu akan mempercepat pemulihan lukanya,... aku keluar dulu"
"i..iya kapten..." ujar lina singkat..
"hehehehe, kalian memang cocok, sama sama pendiam, hahaha" ujar kapten jack bergurau sembari menapuk pundakku dan keluar dari kamar tersebut,
kata kata tersebut teriang iang dipikiranku, cocok??, apakah maksudnya... aku yang tak pernah pacaran sekalipun diwaktu remajaku sangat bergetar rasanya ketika ada yang
bilanga aku bisa dekat dengan seorang wanita, bagaimana tidak, selama sekolahku aku tak pernah punya teman wanita dekat, jangankan teman dekat, wanita disekolah yang
mengingatku saja sudah untuk, itupun hanya beberapa, heh.... kelamnya masa laluku..."

"ini,... diminum ramuan obatnya..." ujar fiana singkat sembari menyodorkan mangkuk berisi carian yang berwarna hijau,
"ehm baiklah,.." aku mengambil mangkuk tersebut dari tangannya, tak sengaja ku tersentuh kulit tangannya yang halus,... setelah itu aku minum obat tersebut, rasanya aneh
sedikit pahit, tapi enak untuk diminum, sehingga dengan cepatnya aku menghabiskan obat tersebut, setelah itu fiana mengelap kening dan badanku yang berkeringat, dan merapikan
tempat tidurku, ehm.... dia begitu perhatian bagiku, memang bagi orang itu wajar, tapi bagiku yang hanya dekat dengan wanita sama ibu dan nenekku, diperhatikan lebih oleh wanita
lain, apalagi orang yang belum begitu kukenal merupakan perasaan yang sangat menyenangkan bagiku,..

"eh, namaku fiana, fiana mereody, namamu?" ujarnya tersenyum
"namaku sigurd lentz" ujarku singkat sembari membalas senyumannya...

tak lama setelah itu suasana kembali hening, sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin kulontarkan, namun mulut ini seperti terkunci dan berat sekali untuk memulai perbincangan.
lama kami saling diam dan menunduk, "ehm, aku keluar dulu ya..." ujar fiana sembari mengambil mangkuk obat dan keluar, "fiana...." panggilku,... ia pun menoleh, "terima kasih..."
ujarku singkat, dia membalas dengan senyum manisnya dan keluar dari kamar tersebut...

"ah....." lirihku ini karena aku pendiam, sehingga dia menjadi merasa kaku dan keluar, coba aku lebih supel dan berani berbicara seperti teman2ku di waktu sekolah dulu,
"dasar aneh... memang aku orang yang aneh" gerutuku sendiri...
aku lalu merebahkan badanku lagi, masih banyak yang menjadi pertanyaan dibenakku, "fiana, jack, albert...", sebenarnya aku ada dikapal apa,
pikiranku melayang panjang menerka nerka, juga perasaanku terhadap fiana, hatiku dan jantungku berdebar debar mengingat wajah dan sikapnya...
tak lama setelah itu mataku menjadi berat, rasa kantuk mulai menyerangku, dan akupun tertidur kembali...


SRASHHH.......
aku dikejutkan dengan ribuan butiran air yang mengenai wajahku...
ah perlahan aku membuka mataku...
SRAHHHHH......
belum sempat lagi aku membuka mataku siraman air itu kembali mengenai muka ku...
"heeii.... bangun pemalas, tidur terus kerjamu.." suara keras yang terdengar dari telingaku...
ku usap wajahku, ah...., "siapa kau..??" ujarku bingung...
"he... benar juga kau baru melihatku, perkenalkan namaku craigh laden, saya mekanik di kapal ini, tapi kau bisa juga memanggilku craigh si jenius muda, hahahahaha" ujar lelaki
yang menyiram muka ku barusan....
"eh.. namaku sigurd lentz." ujarku tersenyum dan membalas perkenalan namanya...
"tidak kau beritahupun kamis sudah tahu,....heh... dasar bodoh" tiba tiba muncul seorang laki laki lagi dengan suara sinis nya..
"sudahlah, cepat kw segera bangun dan bersihkan deck kapal bagian belakang..."ujar laki laki itu lagi..
"bukannya kita udah sepakat hanya menyuruhnya membersihakan piring saja??" potong craigh cepat...
"kau lihat, dia itu sepertinya anak yang manja dan lemah, kalau kita manjakan trus dia akan menyusahkan kita saja nantinya, sudahlah ikuti saja kataku cepat kau antar dia kebelakang"ujar laki laki itu keras
"oke....oke.... ngak usah bentak bentak gitukan bisa.."kata craigh kesal, " ayo bangun sig, ...." ujarnya lagi.. "baiklah" ujarku singkat..
aku berusaha untuk berdiri, tubuhku lumayan lebih baik dari kemarin, mungkin karena obat itu, namun masih sedikit sakit pada bagian sendi sendiku, mungkin karena aku yang jarang olahraga, sehingga
lambat untuk pulih, yah pada dasarnya tubuhku memang lemah..

kamipun berjalan menuju tempat yang dperintahkan laki laki tadi.. craigh memberikan peralatannya dan meninggalkanku sendirian.."bersihkan yang benar, kapten tidak suka tempat yang kotor, hehehe" ujar
craigh singkat...

akupun mengambil lap pel dan mencelupkannya kedalam ember yang telah aku isi air sebelumnya..
sembil membersihkan dengan setengah hati aku mengerutu, "he....h.. sial, hidupku selalu sial, hari ini udah bertemu dengan 2 orang yang tidak bisa memahamiku, mereka seenaknya saja menjudgeku.."
"anak manja lah, lemah lah... sebegitu burukkah diriku dimata mereka yang baru beberapa saat bertemuku, sial... lebih baik aku mati saja kemaren, sehingga tidak perlu merasakan sakit hati dan tersinggung
seperti ini", ditengah kesibukan dan keasyikan ku dengan pikiranku sendiri tiba tiba datang suara langkah kaki dari belakang, aku toleh ternyata seorang wanita dengan penampilan keras namun sebenrannya
cantik,

aku tersenyum melihatnya "mbak..." ujarku singkat,...
"heh...tak usah menegurku, cepat bereskan pekerjaanmu" ujar wanita itu sinis
"i..iya.. mbak, maaf" ujarku pelan dan langsung menunduk
"haaaah...... satu anak lagi yang lugu dan pemalu" ujar wanita itu sembari menghela nafas dan mengambil tempat duduk didekatnya
"hei sigurd..., kau itu laki laki, mestinya kau tidak boleh menjadi laki laki yang seperti itu, laki laki itu harus berani, harus banyak bicara, supel, jika sedikit bicara yang kerenlah sedikit,
kau digertak sedikit seperti itu langsung ciut,"
"i..iya.." ujarku singkat
" kau tahu Ferazo, laki laki yang menyuruhmu mengepel tempat ini, di contoh laki laki yang sejati, badannya yang mantap, gayanya yang cool dengan sikapnya yang dingin itu serta skill berpedangnya yang hebat
merupakan contoh laki laki sejati, apalagi ketika waktu itu dia menyelamatkanku dari serangan bajak laut di sekitar wilayah utara, waahhh..... kereennnya, hihihihi".. ujar wanita itu bersemangat sekali
"sudahlah aku banyak pekerjaan, aku pergi dulu, namaku Selena Aarkana ingat itu, kau harus mengingat dengan baik seluruh nama nama orang dikapal ini, berbaurlah..." ujar selena sembari meninggalkanku

sebenarnya perkataanya ada benarnya, tapi kenapa aku selalu tidak bisa menerima perkataan orang, rasa tersinggung dan sakit hati melebihi semuanya..."haaaah..." helaku panjang, aku galau...

tak terasa hari sore dan tugasku membersihkan deck bagian belakang telah selesai, "fuh....., akhirnya beres juga"
keringat bercucuran diseluruh tubuhku, bajuku basah oleh keringat, karena terasa lengket, kulepas dan kuperas, truss ku gunakan lagi,
"ehm.... sigurd", tiba tiba muncul suara dari belakangku,
"eh iya..."ujarku sembari menoleh langsung kebelakang... ternyata fiana..
"gunakan baju ini saja... yang itu biar aku cuci.." ujar fiana..
"owh, trimakasih yah" ujarku singkat sembari tersenyum dan mengambil baju dari tangannya..
"iya..." ujar fiana singkat sembari membalas senyumku dan mengambil baju bauku yang basah karena keringat, lalu pergi kembali kedalam...

lalu kugunakan kaos pemberian fiana tersebut, dan membereskan peralatan yang ku gunakan untuk membersihkan tadi...
dalam perjalanan ku kedalam, aku melihat ferazo sedang berlatih menggunakan pedangnya...
"wah... hebat sekali.." gumamku, skillnya mengingatkanku pada jurus2 yang diperlihatkan kakek ketika aku masih kecil dulu..
namun aku waktu itu tidak begitu meperhatikannya karena terlalu asik dengan permainanku sendiri sehingga aku bahkan tidak bisa memegang pedang dengan benar..

setelah itu aku berjalan kekamar setelah meletakkan peralatan mengepel tadi...
aku rebahkan badanku diranjang, "ahh... lelahnya.." keluhku...

 END FOR THIS JOURNEY......





1 komentar:

pariwisatarejanglebong

bagussekali.... teruskan menulisnya....mudah-mudahan menjadi lebih baik lagi

Dí lo que piensas...